BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat –
akibat tertentu) pada / sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
Abortus insipiens
adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban
yang teraba, kehamilan itu tidak dapat dipertahankan lagi. (Prof.Dr.Rustam
M.MPH Sinopsis Obstetri 1)
Diperkirakan frekwensi keguguran spontan berkisar 10 – 15%.
Namun demikian, frekuensi keguguran yang pasti sulit / sukar ditentukan. Hal itu disebabkan sebagian keguguran spontan hanya
disertai gejala dan tanda ringan sehingga wanita tidak datang ke dokter / RS.
Pada kasus ini
hendaknya penolong dapat memberikan pertolongan yang tepat dan optimal,
sehingga penderita tidak sampai mengalami komplikasi sehingga dapat mengurangi
terjadinya angka kematian ibu. Pada kasus abortus insipiens ini, janin sudah
tidak dapat diselamatkan maka jaringan fetus yang keluar harus benar – benar
bersih dalam rahimnya agar tidak menimbulkan komplikasi.
Alasan penulis
mengambil kasus abortus insipiens karena sebelumnya penulis belum pernah
menemukan kasus seperti ini dan penulis berharap mendapatkan tambahan ilmu
untuk membuat asuhan kebidanan.
1.2
Tujuan Penulisan
1. Tujuan
Umum
Mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan abortus insipiens.
2. Tujuan
Khusus
a.
Mahasiswa
dapat melaksanakan pengkajian data pada pasien dengan abortus insipiens.
b. Mahasiswa
dapat menginterpretasi masalah yang terjadi pada pasien.
c.
Mahasiswa
mampu mengidentifikasi diagnosa/ masalah potensial pada kasus abortus insipiens.
d.
Mahasiswa mampu
menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera kasus abortus insipiens.
e. Mahasiswa
mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada pasien abortus insipiens.
f. Mahasiswa
mampu melaksanakan langsung asuhan/implementasi abortus insipiens
g. Mahasiswa
mampu melaksanakan evaluasi abortus insipiens
1.3
Teknik
Pengumpulan Data
a. Anamnese
Dengan wawancara pada keluarga klien
untuk mendapatkan data subyektif.
Pemeriksaan
Dengan melakukan
pemeriksaan langsung pada klien untuk memperoleh data obyektif.
b. Studi
dokumenter
Dengan melihat
status yang terdapat pada ruangan.
c. Studi
kepustakaan
Dengan menggunakan beberapa referensi
buku baik medis maupun keperawatan yang berhubungan dengan masalah yang ada.
1.4
Sistematika
Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode pengumpulan data
1.4 Teknik Penulisan
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri
dari konsep dasar Abortus
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
data
3.2 Interpetasi
data
3.3 Antisipasi
diagnose atau masalah potensial
3.4 Identifikasi
kebutuhan segera
3.5 Rencana
intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
-
Kesimpulan
-
Saran
Daftar Pustaka
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. (FKUI Kapita Selekta Kedokteran 1,260).
Abortus adalah
berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar. (FK UNPAD,
Obstetri patologi : 7)
Abortus adalah
berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat tertentu) pada / sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup di luar kandungan. (Sarwono .P, Pelayanan Kesehatan maternal dan
neonatal, 145)
2.1.1 Etiologi
Faktor – faktor
yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak :
1. Kelainan
Ovum
Menurut
HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan.
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang
kemungkinan kalau kehamilannya sudah
lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin
besar kemungkinan disebabkan oleh
kelainan ovum (50 – 80%).
2. Kelainan
Genetalia Ibu
Misalnya
pada ibu yang menderita :
- Anomali
kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)
- Kelainan
letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.
- Tidak
sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi,
Ex : kurangnya progesteron / estrogen, endometritis, mioma submukosa.
-
Uterus
terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola )
- Distosia
uterus, Ex terdorong oleh tumor pelvis.
3. Gangguan
Sirkulasi Plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita
penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly plasenta, dan
endorteritis oleh karena luwes.
4. Penyakit
– penyakit Ibu, misalnya pada :
- Penyakit
yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubeola
demam malta. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu / invasi
kuman / virus pada fetus.
-
Keracunan
pb, nikotin, gas racun, alkohol, dll.
-
Ibu
yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia gravis.
-
Malnutrisi,
avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipertiroid, kekurangan vit A,C,E, dan
DM.
5. Antagonis
Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu
yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus
yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Terlalu
cepatnya korpus luteum menjadi atrofis atau faktor serviks yaitu inkompetensi
serviks, sevisitis.
7. Perangsangan
yang menyebabkan uterus berkontraksi
Umpamanya : sangat
terkejut, obat – obat uterotonika, ketakutan, laporotomi dll. Atau dapat juga
karena trauma langsung karena instrumen, benda dan obat – obatan.
8. Penyakit
bapak
Umur lanjut, penyakit kronis
seperti : TBC, anemia, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis,
keracunan (alkohol,nikotin, pb) sinar rontgen, avitaminosis. (Prof.Dr.Rustam Mochtar,MPH. Sinopsis
obstetric 1,209)
2.1.2 Patogenesis / Patologi
Pada awalnya abortus terjadi perdarahan
desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil
konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus
berkontraksi untuk mengelurkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu,
vili korialis belum menembus decidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 – 14 minggu, penembusan sudah lebih
dalam hingga plasenta tidak dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan
lebih dahulu dari plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk,
seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya
(blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, molakruenta, fetus
kompresus, maserasi / fetus papiraseus. (FKUI, Kapita
Selekta Kedokteran 1, 261)
2.1.3 Manifestasi Klinik
1.
Terlambat
haid atau amenore kurang dari 20 minggu
2.
Pada Pemeriksaan fisik
: KU tampak lemah atau kesadaran menurun, TD : normal atau menurun, denyut nadi
normal / cepat dan kecil, suhu badan normal / meningkat.
3.
Perdarahan pervaginam
mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4.
Rasa mulas atau keram
perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus.
5.
Pemeriksaan ginekologi
a. Inspeksi
vulva : perdarahan
pevaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari
vulva.
b. Inspekulo : perdarahan
dari kavum uteri, ostium uteri terbuka /
sudah tetutup. Ada / tidak jaringan keluar dari ostium, ada / tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium.
c. Colok
Vagina : porsio
masih terbuka / sudah tertutup, teraba / tidak jaringan dalam kavum uteri, besar
uterus sesuai / lebih kecil dari usia kehamilan tidak nyeri pada perabaan adneksa. Kavum douglasi tidak menonjol dan
tidak nyeri.
(FKUI Kapita Selekta Kedokteran 1,261)
2.1.4 Pemeriksaan Penunjang
1.
Tes
kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah
abortus.
2. Pemeriksaan
Doppler atau USG menentukan apakah janin masih hidup
3.
Pemeriksaan
kadar fibrinogen
(FKUI,2002)
2.1.5 Komplikasi
1. Perdarahan,
perforasi syok dan infeksi
2.
Pada
missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah.
(FKUI, Kapital Selekta Kedokteran,263)
2.1.6 Penanganan Umum
1. Lakukan
penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat,
komplikasi berat / masih cukup stabil).
2.
Pada
kondisi gawat darurat, segera upayaklan stabilisasi pasien sebelum melakukan
tindakan lanjutan.
3. Penilaian
medik untuk menentukan tindakan difasilitas kesehatan setempat/ dirujuk ke RS
-
Bila
px syok / kondisinya memburuk akibat perdarahan hebat, segera atasi komplikasi
tsb.
-
Gunakan
jarum infus besar dan berikan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam) larutan garam
fisiologos/ ringer.
-
Periksa
kadar Hb, gol darah dan uji padanan
silang.
4.
Ingat,
kemungkinan hasil ekfopik pada px hamil muda dengan syok berat.
5.
Bila
terdapat tanda – tanda sepsis, berikan AB yang sesuai
6. Lakukan
penantian ketat tentang kondisi pasca tidakan dan perkembangan lanjutan.
(Prawirohardjo,2002)
2.1.7 Klasifikasi
Abortus dapat
dibagi 2 golongan
1. Abortus
Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak di dahului
faktor – faktor mekanis/medisinalis semata – mata disebabkan oleh faktor –
faktor alamiah.
a. Abortus
imminens
Abortus ini baru mengancam dan masih ada
harapan untuk mempertahankan.
b. Abortus
incipiens
Abortus
ini sudah berlangsung dan tidak dapat di cegah lagi.
c. Abortus
incompletes
Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian
jaringan placenta masih tertinggal di dalam rahim.
d. Abortus
completes
Seluruh
buah kehamilan di lahirkan dengan lengkap.
e. Missed
abortion
Keadaan dimana janin telah mati sebelum
minggu ke – 22 tapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan / lebih setelah
janin mati.
f. Abortus
habitalis
Abortus
yang telah berulang dan berturut – turut terjadi : sekurang – kurangnya 3 x berturut
– turut.
(FK UNPAD,
Obstetri Patologi : 8)
2.2
Abortus
Insipiens
2.2.1
Pengertian
Abortus
Abortus
insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat perdarahan
bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum
atau dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.
Abortus
yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan kebutuhan yang teraba,
kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan lagi.
Perdarahan
ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsep masih berada
didalam cavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung
dan akan berlangsung menjadi abortusincomplit dan komplit (Prawiroradjo,2002).
Tanda-tanda
abortus insipiens adalah :
- Perdarahan
- Perut
terasa mules menjadi lebih sering dan kuat
-
Pada pemeriksaan
dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan /
hasil konsepsi dapat diraba.
2.2.2
Diagnosis Dan Penatalaksanaan Perdarahan Pada Kehamilan
Muda
Perdarahan
|
Serviks
|
Uterus
|
Gejala/Tanda
|
Diagnosis
|
Tindakan
|
Sedang
hingga
banyak
|
Terbuka
|
Sesuai UK
|
Kram/nyeri perut bawah belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
|
Abortus
Incipient
|
Evakuasi
|
Kram/nyeri perut bawah ekspulsi sebagian hasil
konsepsi
|
Abortus Incomplit
|
Evakuasi
|
|||
Terbuka
|
Lunak dan besar dari usia
festasi
|
Mual /muntah kram perut bawah
sindroma mirip PE tak ada janin keluar
jaringan seperti anggur
|
Abortus Mola
|
Evakasi
Tatalaksana
mola
|
2.2.3
Penangganan
Spesifik
Abortus Insipiens
1. Lakukan
prosedur evakuasi hasil konsepsi
Bila usia gestasi ≤ 16
minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi Vakum Manual (AVM) setelah
bagian – bagian janin dikeluarkan.
Bila usia gestasi ≥ 16
minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase (D & K)
2. Bila
Prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi lebih besar
dari 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan dengan :
-
Infus Oksitosin 20 unit
dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes / menit yang dapat dinaikkan
dengan hingga 40 tetes / menit, sesuai dengan kondisi kontraksi uterus hingga
terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
-
Ergometrin 0,2 mg IM
yang di ulangi 15 menit kemudian.
-
Misoprostol 400 mg per
oral dan apabila masih diperlukan, dapat diulangi dengan dosis yang sama
setelah 4 jam dari dosis awal.
3. Hasil
konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM atau D
& K (hati – hati resiko perforasi).
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan Pada Abortus
Insipiens
I.
PENGKAJIAN
A. Data
Subyektif (tanggal…………..pukul………….)
1. Biodata
Nama
klien Nama
Suami
Umur Umur
Agama Agama
Pendidikan Pendidikan
Pekerjaan Pekerjaan
Alamat Penghasilan
2. Keluhan
Utama
Pasien
mengatakan tidak haid, sakit perut, mulas – mulas perdarahan yang bisa seditit
atau banyak, tidak ada jaringan yang keluar.
3. Riwayat
menstruasi
-
Menarche -
Flour albus
-
Lama -
Disminorhoe
-
Banyak -
HPHT
4. Riwayat
kehamilan sekarang
-
Apakah selaput ketuban
sudah pecah,warna, kental / encer, kapan selaput ketuban pecah (APN, 2-8)
-
Ada
/ tidak keluar cairan bercampur dalam darah di vagina (APN, 2-8)
5. Riwayat
Kesehatan yang lalu
Pasien
pernah / tidak menderita penyakit menular (HIV AIDS,TBC) menurun
(Hipertensi,asma) menahun (DM,TBC).
6. Riwayat
penyakit sekarang
Penyakit
yang dialami pasien saat ini, kapan masuk RS/RB, alas an masuk RS/RB.
7. Riwayat
penyakit keluarga
Dalam
keluarga adakah yang menderita penyakit tifoid, pneumonia, rubella, paru- paru,
anemia, malnutrisi.
8. Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
- Kehamilan
beberapa kali, keluhan selama hamil
- Persalinan
ditolong oleh bidan, dukun,dokter,spesialis
- Lahir secara
spontan, bantuan : vacuum, extrasi, sc
- Usia anak sekarang, jenis kelamin,BBL,
PBL
9. Riwayat
psikososial spiritual
-
keadaan
psikologis pasien selama menghadapi / mengalami abortus.
-
Hubungan
pasien dengan keluarga dan lingkungan.
-
Pasien
beragama apa dan bagaimana menjalankan ibadahnya.
10. Riwayat
kontrasepsi
-
Metode kontrasepsi yang
pernah digunakan
-
Keluhan selama KB
11. Pola
kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi c. Aktifitas e. Eliminasi
b. Istirahat d. Personal hygiene f. Sexual
12. Sosial
budaya
Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada pantangan
makanan.
13. Data
obyektif
1. Keadaan umum
Meliputi
tingkat energi, keadaan emosional, postur badan ibu selama pemeriksaan TB dan
BB.
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 110/70 – 130/90 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Respirasi : 16 – 25 x/menit
Suhu : 36,50c – 37,50c.
Tinggi
Badan : >
145 cm
BB saat
hamil : ….. kg
BB
sekarang : …..
kg
Kenaikan
BB : …..
kg
LILA : ≥23,5
cm
2. Pemeriksaan
khusus
a. Inspeksi
Kepala : tidak / ada benjolan, rambut hitam lurus /
tidak, rontok / tidak, ketombe ada / tidak, ada lesi / tidak.
Muka : ada cloasma / tidak, odema / tidak, tampak
kesakitan.
Mata : simetris / tidak, conjungtiva anemi / tidak,
skelera ikterus / tidak.
Hidung : simetris / tidak, ada polip / tidak, ada
secret / tidak.
Telinga : serumen ada / tidak, simetris / tidak.
Mulut : bibir kering / tidak, lidah kotor / tidak, ada
caries / tidak, stomatitis / tidak, bibir pucat / tidak.
Leher : ada pembengkakan kel.tiroid / tidak, ada
pembengkakan vena jugularis / tidak.
Ketiak : ada pembesaran kel.limfe / tidak.
Payudara : ada pembesaran / tidak, colostrums keluar / tidak, puting susu
menonjol / tidak, hiperpigmentasi aerola mammae / tidak.
Abdoment : perut membesar ada striae livida / tidak,
striae albicon / tidak linea alba / tidak, linea nigra / tidak, bekas op /
tidak.
Genetalia : ada tanda Chadwick / tidak, odema / tidak, ada
candiloma / tidak, ada flour albus / tidak, ada pengeluaran darah / tidak.
Ekstrimitas atas & bawah : oedema / tidak, varises / tidak.
b. Palpasi
Perut :
Nyeri tekan perut bagian bawah
Leopoid I : TFU menggunakan ukuran jari (3 jari atas sympisis)
Leopoid
II : Menentukan letak punggung janin
Leopold
III : Menentukan bagian terbawah janin
Leopold IV : Menentukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP atau belum
c.
Auskultasi
: DJJ jika sudah terdengar pada UK >
16 minggu.
d. Perkusi :
Reflek patella + /-
Pemeriksaan dalam :
-
Vulva atau
Vagina : bersih atau
kotor, ada pengeluaran pervaginam atau tidak
- Pembukaan
Serviks : 4 – 10 cm
- Effacement/Penipisan : …%
- Air
Ketuban : warna,
jenis, mekonium atau tidak, khas
- Presentasi : kepala
atau bokong
- Denominator : UUK.
- Bagian terkecil di samping kepala teraba atau
tidak.
- Penurunan : hodge
ke berapa
3.
Pemeriksaan
penunjang : a.
laboratorium : urin, darah
b.
USG
c. Rontget
II.
INTERPRETASI
DATA
Dx : Ny “…….” G…..P…..UK…….. minggu dengan
abortus insipiens.
DS : ibu
mengatakan tidak haid sejak 3 bulan, sakit perut, mulas – mulas perdarahan yang
bisa sedikit / banyak , tidak ada jaringan
yang keluar.
DO : KU
: baik / lemah
Kesadaran : composmentris
Observasi TTV : S……oC, N……x/mnt, Rr…….
x/mnt, TD….mmhg.
Inspeksi : perdarahan
pervagina agak banyak, bau, tidak ada jaringan yang keluar pervagina.
Palpasi : rasa nyeri perut bagian bawah, TFU 3 jr atas sympisis.
Auskultrasi : -
Perkusi : -
Pemeriksaan dalam
(VT) : Ǿ ……cm, teraba ketuban.
III.
ANTISIPASI
MASALAH
-
Syok karena perdarahan
IV.
KEBUTUHAN
SEGERA
- Infus
RL
- Rujuk
V.
INTERVENSI
Tujuan : Abortus segera teratasi dan tidak terjadi syok
perdarahan.
Kriteria
hasil : - KU ibu baik
- kesadaran
: composmentris
- TTV
: normal →TD :100/60 -140/90 mmHg
S : 36,5-37,5oC
N : 60-90 x/mnt
R : 16-24 x/mnt
-
Klien
segera mendapat tempat pelayanan / rujukan dengan fasilitas yang lebih baik dan
lebih lengkap
- Kehamilan
dapat dipertahankan
- Perdarahan
–
- Hb
normal : 11 gr%
Intervensi
1. Lakukan
pendekatan terapeutik dengan pasien.
R/
menciptakan kerjasama dan kepercayaan antara klien dengan petugas kesehatan.
2.
Jelaskan
/ beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang kondisi klien.
R/ klien dan keluarga paham tentang kondisi klien.
3.
Pasang
infus RL (20- 30 tetes/menit).
R/ pemenuhan kebutuhan cairan tubuh akibat perdarahan.
4. Atur
posisi klien, kaki lebih tinggi dari tubuh dan kepala
R/
mencegah darah keluar lebih banyak.
5.
Persiapkan
rujukan untuk klien (BAKSOKU)
-
Pastikan
klien didampingi penolong persalinan yang kompeten
R/
untuk menatalaksanakan kegawatdaruratan obstetric untuk dibawa ke fasilitas
rujukan.
-
Bawa perlengkapan dan
bahan – bahan untuk asuhan klien bersama
– sama ketempat rujukan.
R/ perlengkapan dan bahan – bahan tersebut mungkin
diperlukan saat dalam perjalanan.
-
Beritahu
ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan mengapa ibu perlu dirujuk
R/
ibu dan keluarga memahami alasan dirujuk.
-
Berikan surat ke tempat
rujukan
R/
memberikan identifikasi mengenai klien.
-
Bawa
obat – obat esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan
R/ obat – obatan mungkin diperlukan selama perjalanan.
-
Siapkan
kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman
R/ dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat.
-
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam
jumlah yang cukup
R/
untuk membeli obat – obatan yang
diperlukan dan bahan – bahan kesehatan lain yang diperlukan selama tinggal di
fasilitas rujukan.
6.
Rujuk
klien ke RS dengan pelayanan yang lebih lengkap dan baik
R/ klien segera mendapat pertolongan yang lebih baik.
VI.
IMPLEMENTASI
Sesuai
intervensi
VII.
EVALUASI
Mengacu
pada kriteria hasil.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
I.
PENGKAJIAN
Tanggal : 9-06-2014
Jam : 15.30 WIB
A. DATA
SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama
ibu : Ny.”N” Nama suami : Tn.
“P”
Umur : 24
tahun Umur : 26
tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat
: Wagir
RT 2/1 Alamat : Wagir
RT 2/1
2. Alasan
datang
Ibu
mengatakan jatuh di kamar mandi, keluar darah banyak dari kemaluannya, perutnya
terasa mules dan ibu merasa lemah serta cemas keluar gumpalan-gumpalan darah
pada jam 12.00, kemudian ibu langsung datang ke bidan jam 15.30 ditemani suami
karena perutnya semakin nyeri dan darah keluar terus.
3. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan perutnya terasa mules dan mengeluarkan banyak darah dari kemaluannya
sejak 3 jam yang lalu.
4. Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit asma, tumor, TBC, dan penyakit
kelamin.
5. Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu
mengatakan tidak menderita penyakit asma, TBC, penyakit kelamin dan tumor.
6. Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu
mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
asma, kencing manis, paru-paru, penyakit kelamin, keturunan kembar.
7. Riwayat
perkawinan
Nikah : 18 tahun
Umur pertama nikah : 22
tahun
Lama : 2 tahun
8. Riwayat
Haid
Menarche : 18 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Disminorrhoe : -
Warna/ bau : merah segar, bau
anyir
Jumlah : hari
1-2, 3 tella, 3-4 2 tella, hari 5-6 I tella, hari 7 bercak-bercak
Flous albus : kadang-kadang,
terakhir mens, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak gatal
HPHT : 19-04-2014
9. Pola
kebiasaan sehari-hari
|
Sebelum Hamil
|
Selama Hamil
|
Nutrisi
|
Makan 3 x sehari, porsi biasa, terdiri dari 1 piring
nasi, 1 potong ikan, 1 potong tempe, 1 mangkok sayur dan buah kadang-kadang,
minum air putih ± 6-7 gelas
sehari, kadang-kadang teh.
|
Makan 3 x sehari, porsi kecil, terdiri dari ½ piring
nasi, ½ potong ikan, 1 pootng tempe, kuah sayur, buah kadang-kadang, minum
air putih 4-5 x sehari.
|
Eliminasi
|
BAK teratur 4-5 x sehari, warna kuning jernih, bau
khas, tidak ada keluhan.
BAK 1 x tiap hari, warna kuning lembek, bau khas,
tidak ada keluhan
|
BAK 3-4 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas.
BAB 1 x sehari, warna kuning, lembek, bau khas.
|
Aktifitas
|
Sehari-hari melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci, memasak, membersihkan rumah, tidak olahraga.
|
Sehari-hari melakukan pekerjaan rumah, mencuci ,
memasak, membersihkan rumah, jalan-jalan pagi setiap hari.
|
Istirahat
|
Tidur siang ± 2 jam, tidur malam 6 jam,
tidurnya tidak terganggu.
|
Tidur siang ± 2 jam,
tidur malam ± 7 jam,
tidurnya agak terganggu.
|
Kebersihan
|
Mandi 2 x sehari, gosok gigi 3 x, ganti pakaian 1 x,
ganti pakaian dalam 2 x, keramas 2 hari sekali
|
Mandi 2 x sehari, gosok gigi 3 x, ganti pakaian
dalam 3 x, keramas 3 x seminggu, ganti baju 2 x sehari
|
Kebiasaan
|
Tidak merokok, tidak minum jamu, tidak minum minuman
keras dan suami merokok, bila sakit berobat ke puskesmas
|
Tidak merokok, minum jamu, tidak minum minuman
keras, suami merokok
|
Seksual
|
2 x – 3 x seminggu
|
-
|
Rekreasi
|
Setahun sekali
|
-
|
10. Data
Psikososial
Psikologis : Ibu
mengatakan cemas dengan keadaan diri dan bayinya serta banyaknya darah yang
keluar.
Sosial : Hubungan dengan suami baik, suami mengantarkan
ibu ke bidan, hubungan dengan mertua dan tetangga baik-baik saja.
11. Sosial
budaya
Ibu
tidak percaya takhayul, masih melaksanakan tradisi selamatan sebagai tanda
syukuran, ibu bisa berobat ke puskesmas
12. Data
Spiritual
Ibu
beragama Islam dan tat menjalankan ibadah sholat lima waktu.
B. DATA
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan
umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : Tekanan
darah : 100/80 mmHg
Nadi : 96 x/ menit
Suhu : 36,5 ° C
Pernapasan : 20
x / menit
BB sebelum hamil : 45 kg/
44 kg
TB : 158
cm
TP : 26-1-2015
2. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
-
Kepala : simetris,
tidak ada benjolan abnormal, rambut tidak rontok, bersih tidak berketombe
-
Wajah : simetris,
pucat, tidak ada chloasma gravidarum
-
Mata : simetris,
tidak ada conjungtivitis, sklera tidak ikterus, conjungtiva tidak anemis.
-
Hidung : simetris,
tidak ada polyp, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada pengeluaran
sekret.
-
Telinga : simetris,
tidak ada serumen dan benda asing
-
Mulut : simetris,
mukosa bibir tidak kering, tidak ada caries gigi.
-
Leher : tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
-
Dada : payudara
simetris, putting susu menonjol, payudara bersih, tidak ada benjolan abnormal.
-
Perut : bersih,
datar, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas operasi.
-
Genetalia : tidak
ada varises, tidak ada oedema, tampak darah, tidak berbau
-
Anus : tidak
ada hemmoroid
-
Ekstremitas : simetris,
gerakan normal, tidak oedem, tidak ada varises
-
Integumen : bersih,
lembab
b. Palpasi
-
Payudara : kenyal,
tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan
-
Perut : tidak
teraba adanya benjolan abnormal, nyeri tekan pada bagian atas sympisis.
-
Ekstremitas : tidak
oedem, tidak varises.
c. Auskultasi
-
Thorak : tidak
ada wheezing, ronchy dan tidak ada kelainan
-
Abdomen : bising
usus positif, normal 16-20 x / menit
-
Djj : Dopler
negatif
d. Perkusi
-
Abdomen : tidak
kembung
-
Tungkai : reflek
patella kanan/ kiri positif
e. Pemeriksaan
Penunjang tanggal 09-06-2014 jam 13.45 WIB
Plano tes : positif
f. Pemeriksaan
dalam tanggal 09-06-2014
jam
15.35 (dilakukan oleh bidan)
Ostium uteri terbuka, tidak ada jaringan, besar
uterus lebih kecil dari UK, tidak
nyeri saat porsio digoyang, kavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri, perdaahan dari kavum uteri.
II.
INTERPRETASI DATA
Dx : Ny.
“N” GI P0000 Ab000 UK 7 minggu 2 hari dengan abortus
insipiens
Ds : Ibu
mengatakan keluar banyak darah dari dari kemaluannya dan perut terasa nyeri / mules
serta keluar gumpalan darah pada jam 12.00, HPHT 19-04-14
Do : KU : lemah
TD : composmentis
Nadi : 100/80 mmHg
Suhu : 36,5 °C
RR : 20 x / menit
Inspeksi :
- Conjungtiva
tidak anemis
- Tidak
ada benjolan abnormal pada abdoment
- Tidak
oedem dan tidak varises pada kaki dan genetalia
- Tampak
darah pada genetalia
Palpasi :
- Tidak
teraba benjolan abnormal pada payudara dan abdoment
- Tidak
nyeri tekan pada abdoment
Auskultasi :
- Bising
usus positif
- Djj
negatif
Perkusi : tidak
kembung
Pemeriksaan
penunjang : plano test positif
Pemeriksaan
dalam :
- Ostium uteri terbuka
- tidak ada jaringan
- besar uterus lebih kecil di umur kehamilan
- CV tidak menonjol dan tidak nyeri
- Terdapat perdarahan di kavum uteri
Masalah
yang terjadi
1. Nyeri
sehubungan dengan keluarnya darah
Ds : Ibu mengatakan nyeri pada bagian
perutnya
Do :
- KU
lemah
- Kesadaran
composmentis
- TTV
: TD : 100/80 mmHg
Nadi : 96 x / menit
RR : 20 x / menit
- Wajah
ibu tampak pucat
- Ibu
sering mengeluh
- Tidak
nyeri tekan pada perut
- Ibu
tampak menyeringai
2. Cemas
sehubungan dengan keadaan janin dalam kandungannya
Ds :
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan janinnya
Do :
-
Ibu kelihatan gelisah
-
Wajah tampak pucat
-
Ibu banyak mengeluh
(bertanya-tanya)
III.
ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
Potensial
terjadi perdarahan
Ds
: -
Do
:
-
Darah yang keluar ±
360-500 cc/menit
-
TTV : TD : 90/60 mmHg – 30/90 mmHg
Nadi : 64-100 x / menit
RR : 16-24 x / menit
Suhu : 36,2
– 37,5 °C
-
Nyeri tekan pada bagian
perut
-
Pusing hebat
-
Conjungtiva anemis
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
-
Observasi keadaan
pasien
-
Konsul dokter tindakan
apa yang akan dilakukan
-
Persiapan pasien dan
persiapan alat
-
Motivasi ibu agar ibu
tetap tenang
V.
INTERVENSI
Dx
: Ny “N” P0000 Ab000 UK 7 minggu 2 hari dengan abortus
insipiens
Tujuan
: setelah dilakukan asuhan kebidanan, komplikasi tidak terjadi
Kriteria
hasil:
-
KU baik
-
TD : 120/80 mmHg
-
Nadi : 74-86 x/ menit
-
Suhu : 36,5°C
– 37,2°C
-
RR : 16-20 x / menit
-
Jaringan keluar lengkap
-
Jaringan benar-benar
sudah keluar
-
Perdarahan berangsur
angsur berhenti
Intervensi
:
1. Lakukan
pendekatan terapeutik pada klien
R/
klien lebih kooperatif dengan tindakan yang dilakukan petugas
2.
Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
R/
dengan menjelaskan hasil pemeriksaan agar ibu dan keluarga tahu tentang
kondisinya saat ini
3.
Jelaskan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan
(SIO) tindakan medik
R/ Agar ibu dan keluarga mengerti dan setuju atas
rencana pelaksanaan induksi
4.
Persiapan perlengkapan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan
R/
dengan melakukan persiapan terlebih dahulu akan mempermudah
apabila terjadi masalah saat persalinan
5.
Cuci tangan di bawah
air mengalir dengan sabun ±
5 menit
R/ menghambat pertumbuhan kuman sebesar 80 %
dan mencegah terjadinya infeksi.
6.
Lakukan persiapan alat
dan bahan
R/ mempermudah pelaksanaan tindakan
7.
Lakukan persiapan klien
dan lingkungan
R/ mempermudah pelaksanaan tindakan dan
menjaga privasi klien
8.
Pakai sarung tangan dan
bersihkan vulva dengan kapas savlon
R/ mencegah terjadinya infeksi
9.
Berikan ibu ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang
setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral
R/ merangsang kontraksi ibu
10. Eksplorasi
ulang untuk memastikan tidak ada sisa jaringan yang tertinggal
R/ mencegah terjadinya perdarahan
11. Observasi
keadaan px, lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi komplikasi
R/ untuk mengetahui kemajuan yang terjadi
12. Observasi
kontraksi uterus
R/ kemungkinan perdararahan
13. Bereskan
semua alat dan sarung tangan ke dalam larutan desinfektan
R/ mencegah terjadinya infeksi dan membunuh 80
% kuman HIV dan hepatitis.
14. Cuci
tangan dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan handuk
R/ mencegah terjadinya infeksi/ penularan
penyakit
15. Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup dan makan yang bergizi
R/ untuk mengembalikan keadaan umum ibu
Masalah
yang terjadi
1.) Rasa
nyeri sehubungan dengan banyaknya darah yang keluar
Tujuan : setelah dilakukan asuhan
kebidanan ibu tidak merasakan nyeri lagi pada perutnya dan perdarahan berhenti
Kriteria
hasil :
-
Nyeri berkurang
-
Ibu dapat duduk dan
berdiri enak tanpa keluhan
-
Wajah tidak pucat
Intervensi
:
1. Tentukan
lokasi dan sifat nyeri timbul
R/
identifikasi kebutuhan khusus dan jelaskan bahwa hal tersebut adalah psikologis
2. Dorong
ibu untuk melakukan teknik relaksasi dan imajinasi
R/
untuk mengatasi rasa nyeri
3. Tingkatkan
nutrisi ibu
R/
menambah nilai gizi sebagai proses penyembuhan
4. Beri
obat analgetika
R/
menghilangkan rasa nyeri
2.) Cemas
sehubungan dengan keadaan janinnya
Tujuan : setelah dilakukan asuhan
kebidanan ibu tidak cemas lagi dan mau menerima apa yang sudah terjadi
Kriteria
hasil
-
Ekspresi ibu santai
-
Ibu tampak tegar
-
Ibu tidak banyak
mengeluh
Intervensi
:
1. Beri
dukungan psikologis
R/
agar ibu lebih tenang
2. Dampingi
dan beri semangat dari orang-orang terdekatnya seperti suami dan keluarga
R/
meningkatkan kepercayaan diri ibu.
Identifikasi
masalah potensial : potensial terjadi perdarahan
Tujuan
: setelah dilakukan asuhan kebidanan, perdarahan tidak terjadi
Kriteria
hasil :
-
TD : 90/60
– 120/80 mmHg
-
Nadi : 76-84
x /menit
-
RR : 16-20
x / menit
-
Suhu : 36,5
– 37,2 °C
-
Kontraksi uterus baik
-
Perdarahan ¹
> 360 cc / menit
-
KU baik
-
Kesadaran :
composmentis
-
Conjungtiva tidak
anemis
Intervensi
:
1. Suntikkan
ergometrin
R/
mencegah perdarahan
2. Observasi
TTV dan perdarahan
R/
mengetahui parameter tubuh
3. Jelaskan
tentang terjadinya perdarahan
R/
meningkatkan pengetahuan dan ibu lebih kooperatif
4. Berikan
dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
R/
meningkatkan kepercayaan diri ibu dan keluarga.
VI.
IMPLEMENTASI
Dx
: Ny. “N” P0000 Ab000 UK 7 minggu 2 hari dengan abortus
Insipiens
Implementasi
:
1.
Lakukan pendekatan
terapeutik pada klien
R/ klien lebih kooperatif dengan
tindakan yang dilakukan petugas
2.
Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
R/
dengan menjelaskan hasil pemeriksaan agar ibu dan keluarga tahu tentang
kondisinya saat ini
3.
Jelaskan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan
(SIO) tindakan medik
R/ Agar ibu dan keluarga mengerti dan setuju atas
rencana pelaksanaan induksi
4.
Persiapan perlengkapan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan
R/
dengan melakukan persiapan terlebih dahulu akan mempermudah
apabila terjadi masalah saat persalinan
5.
Cuci tangan di bawah
air mengalir dengan sabun ±
5 menit
R/ menghambat pertumbuhan kuman sebesar 80 %
dan mencegah terjadinya infeksi.
6.
Lakukan persiapan alat
dan bahan
R/ mempermudah pelaksanaan tindakan
7.
Lakukan persiapan klien
dan lingkungan
R/ mempermudah pelaksanaan tindakan dan
menjaga privasi klien
8.
Pakai sarung tangan dan
bersihkan vulva dengan kapas savlon
R/ mencegah terjadinya infeksi
9.
Berikan ibu ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat
diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral
R/ merangsang kontraksi ibu
10. Eksplorasi
ulang untuk memastikan tidak ada sisa jaringan yang tertinggal
R/ mencegah terjadinya perdarahan
11. Observasi
keadaan px, lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi komplikasi
R/ untuk mengetahui kemajuan yang terjadi
12. Observasi
kontraksi uterus
R/ kemungkinan perdararahan
13. Bereskan
semua alat dan sarung tangan ke dalam larutan desinfektan
R/ mencegah terjadinya infeksi dan membunuh 80
% kuman HIV dan hepatitis.
14. Cuci
tangan dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan handuk
R/ mencegah terjadinya infeksi/ penularan
penyakit
15. Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup dan makan yang bergizi
R/ untuk mengembalikan keadaan umum ibu
1)
Masalah
: Rasa nyeri sehubungan dengan keluarnya darah
Implementasi :
1.
Menentukan
lokasi sifat nyeri yang timbul
2.
Mendorong
untuk melakukan teknik relaksasi dan imajinasi : menarik napas panjang, ibu
mampu melakukan sendiri
3.
Menganjurkan
untuk makan 4 sehat 5 sempurna setiap kali makan
4.
Menganjurkan
untuk minum obat secara teratur.
2)
Masalah
: cemas sehubungan dengan keadaan janinnya
Implementasi :
1.
memberikan
dukungan psikologis
2.
mendampingi
ibu dan memberi semangat : ibu ditemani suami dan keluarganya.
3)
Identifikasi
masalah potensial : potensial terjadi perdarahan
Implementasi :
1.
memasang
infus dan suntikkan ergometrin secara IM (90°)
2.
mengobservasi
TTV : TD 100/80 mmHg, Nadi : 86 x / menit, Suhu : 36,5 °C
3.
menjelaskan
tentang terjadinya perdarahan dan syok yaitu dikarenakan terdapat sisa placenta
harus dikuretase serta kontraksi uterus yang jelek.
4.
memberikan
dukungan psikologis pada ibu dan keluarga.
VII. EVALUASI
Tanggal : 09-06-2014
Jam : 17.00 WIB
Dx : Ny.”N” P0000 Ab100
dengan abortus insipiens
S : Ibu
mengatakan dirinya sudah dilakukan tindakan
O :
-
KU : baik
-
TD : 120/80
mmHg
-
Nadi : 84 x /
menit
-
RR : 16 x
/ menit
-
Suhu : 36,5 °C
-
Kontraksi
uterus baik
-
Jaringan
sudah keluar
-
Besarnya
uterus sebesar normal
A : Ny
”N” dengan abortus inkomplet normal
P :
-
anjurkan untuk kontrol 3 hari lagi / jika ada keluhan
-
minum obat secara teratur
1)
Masalah
: Rasa nyeri sehubungan dengan banyaknya darah yang keluar
S : Ibu
mengatakan nyeri pada perutnya berkurang
O :
-
KU
baik
-
Kesadaran
composmentis
-
TTV
: TD : 100/80 mmHg
Nadi : 84 x /
menit
Suhu : 36,5°C
RR : 18 x
/ menit
-
Wajah
tidak tampak pucat
-
Sedikit
nyeri tekan pada perut
-
Perdarahan
± 200 cc
A : masalah
nyeri pada Ny.”N’ teratasi sebagian
P : anjurkan
untuk istirahat dan minum obat
2)
Masalah
: Cemas sehubungan dengan keadaan janinnya
S : Ibu
mengatakan sudah agak tenang dan mau menerima keadaannya
O :
-
Ibu
tampak tegar
-
Tidak
pucat
-
Ibu
tidak banyak mengeluh
A : masalah
cemas pada Ny.”N” teratasi
P : -
3)
Identifikasi
masalah potensial : potensial terjadi perdarahan
S : -
O : -
perdarahan ¹ > 360 cc
- TD
: 100/80 mmHg
-
Nadi : 84 x / menit
-
RR : 16 x / menit
-
Suhu : 36, 5 °C
-
tidak nyeri perut bagian bawah
-
tidak pusing
-
conjungtiva tidak anemis
-
kontraksi uterus baik
- ibu tidak pucat
A : masalah
potensial perdarahan pada Ny.”N” tidak terjadi
P : -
BAB
IV
PEMBAHASAN
Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu / berat janin kurang dari 500 gram . berakhirnya kehamilan sebelum
anak dapat hidup didunia luar disebut abortus.
Abortus
inisipiens adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium terbuka dan
ketuban yang teraba, kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan lagi. Perdarahan
ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih berada
didalam cavumeteri, kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung
dan akan berlanjut menjadi abortus incompit dan komplit
Tanda-tanda
abortus insipiens adalah
1. Perdarahan
banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah
2. Nyeri
karena kontraksi rahim kuat
3. Akibat
kontraksi rahim terjadi pembukaan
Abortus insipiens biasanya berakhir
dengan abortus
Dalam praktek asuhan kebidanan pada Ny.
N” G0 P0000 Ab100 7 minggu 2 hari dengan
Abortus Insipiens tidak ditemukan adanya kesenjangan antara asuhan kebidanan
yang telah dilakukan pada ibu saat klien datang dengan beberapa keluhan dan
ciri-ciri/ tanda-tanda yang mengarah
pada abortus insipiens maka bidan segera melakukan rujukan ke RS dengan
pelayanan yang lebih lengkap dan baik agar klien segera mendapatkan penanganan
BAB V
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Abortus
adalah berakhirnya kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada/ sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup diluar kandungan.
Abortus
insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka
dan ketuban yang teraba, kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan lagi.
Dalam
kasus seperti ini diperlukan penanganan tindakan evaluasi dengan segera.
II.
SARAN
1.
MAHASISWA
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberi pelayanan dan melakukan asuhan pada klien dengan abortus insipiens.
2.
INSTITUSI
Diharapkan akan lebih dapat membimbing dan mengevaluasi
mahasiswa dalam melakukan asuhan pada klien dengan abortus insipiens.
3.
TENAGA KESEHATAN
Diharapkan lebih kompeten dalam memberi pelayanan sesuai
dengan protop dan harapan klien.
4.
KLIEN
Diharapkan/ hendaknya melaksanakan dan menyetujui anjuran yang
diberikan oleh bidan agar abortus insipiens dapat segera teratasi dan kondisi
klien segera membaik.
5.
PEMERINTAH
Diharapkan lebih memperhatikan dan
menambah fasilitas untuk pelayanan kesehatan dalam menangani kasus abortus pada
umumnya dan abortus insipiens pada khususnya sehingga memperkecil angka
kematian yang disebabkan abortus ataupun abortus insipiens.
DAFTAR PUSTAKA
FKUI,
2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.
Jakarta : Media Aesculapius
FKUNPAD,
2002. Obstetri Patologi. Jakarta :
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Mochtar,
Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri Jilid 1.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo,
Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta. JNPKKR – POGI bekerjasama dengan yayasan bina
pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin,
Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
|
0 komentar:
Posting Komentar