POPULASI, SAMPEL, BESAR SAMPEL
DAN TEKNIK SAMPLING
1.
POPULASI
A. Definisi Populasi
Populasi adalah subjek (misalnya
manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2005).
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002).
Kegunaan dari populasi ini adalah untuk menentukan sasaran penelitian yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
Populasi
merupakan kelompok dari sesuatu (orang, benda, peristiwa dan sebagainya) yang
dipilih oleh peneliti yang hasil studinya atau penelitiannya dapat digeneralisasikan terhadap kelompok tersebut
(Gay, 1987).
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas sbyek/obyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2011)
Jadi
bisa di simpulkan bahwa populasi
bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
B. Jenis-jenis
Populasi
Menurut Arikunto (2006) jika dilihat
dari segi jumlah populasi dapat dibedakan antara lain:
a.
Jumlah
terhingga, yang terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu, contohnya:
-
Semua
orang yang terdaftar dalam angkatan laut pada hari tertentu,
-
Semua
televisi dari tipe yang sama yang diproduksi oleh suatu pabrik dalam satu tahun
tertentu,
-
Semua
mahasiwa yang terdaftar mengambil mata kuliah tertentu.
b.
Jumlah
tak terhingga, terdiri dari elemen yang sulit dicari jumlahnya, seperti jumlah
penonton sebuah stasiun televisi, semua jenis senjata yang diperbolehkan oleh
undang – undang dan sebagainya.
2.
SAMPEL
Sampel adalah
sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel terdiri dari bagian populasi
terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.
Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).Untuk
menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih
besar dapat diambil antara 20-25 % (Arikunto, 2002).
Rumus
yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah :
n
= 25% x N
Keterangan
:
n = besar sampel
N
= besar populasi
Jadi,
sampel merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh tidaklah lengkap
namun jika pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti kaidah- kaidah ilmiah
maka biasanya sangat mungkin diperoleh hasil-hasil dari sampel cukup akurat
untuk menggambarkan populasi yang diperlukan dalam kajian yang diperlukan.
a. Contoh
dari populasi dan sampel:
Misalnya, kita
ingin mengetahui tingkat anemia murid SMA dikota X, maka
populasi yang dituju adalah murid-murid yang bersekolah di seluruh SMA yang ada dikota X, dan
untuk keperluan ini hanya diambil sejumlah kecil populasi diatas, yang disebut
sampel, serta dianggap sudah dapat mewakili seluruh karakteristik yang akan
diteliti.
Kita lebih baik
melakukan penelitian sampel dari pada melakukan penelitian populasi karena
penelitian sampel memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Karena menghemat dari segi waktu, tenaga dan biaya karena
subyek penelitian sampel relative lebih sedikit dibanding dngan study populasi
2. Dibanding dengan penelitian populasi penelitian sampel
lebih baik karena apabila penelitian populasi terlalu besar maka dikhawatirkan
ada yang terlewati dan lebih merepotkan
3. Pada penelitian populasi akan terjadi kelelahan dalam
pencatatan dan analisanya.
4. Dalam penelitian populasi sering bersifat destruktif
5. Ada kalanya penelitian populasi tidak lebih baik
dilaksanakan karena terlalu luas populasinya.
b. empat parameter yang bisa dianggap menentukan
representativeness sampel (sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya),
yaitu :
1.
Variabilitas
populasi
Variabilitas populasi adalah hal yang sudah “given”,
artinya peneliti harus menerima bagaimana adanya dan tidak dapat mengatur atau
memanipulasinya.
2.
Besar
Sampel
Besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi
taraf representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara
sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi tarak representativeness sampel.
3.
Teknik
penentuan sampel
Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan
makn tinggi pula tingkat representativeness sampel.
4.
Kecermatan
memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel
3.
BESAR
SAMPEL
Besar sampel pada satu populasi
1. Estimasi
- Simple
random sampling
atau systematic random sampling
- Data
kontinyu
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :
Z21-a/2 s2
n
= -------------
d2
di mana n
= besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
s2 = harga varians di populasi
d =
kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
N Z21-a/2 s2
n =
------------------------
(N-1) d2 + Z21-a/2 s2
di mana N = besar populasi
- Data proporsi
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :
Z21-a/2 P (1-P)
n
= --------------------
d2
di mana n =
besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
P =
harga proporsi di populasi
d =
kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Jika populasi
finit, maka rumus besar sampel adalah :
N Z21-a/2 P (1-P)
n
= -------------------------------
(N-1) d2 + Z21-a/2 P (1-P)
di mana N = besar populasi
- Stratified
random sampling
- Data kontinyu
Rumus
besar sampel adalah :
N2h
s2h
|
Nh s2h
|
di mana
n = besar sampel minimum
N = besar populasi
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
s2h =
harga varians di strata-h
d =
kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
W h =
fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N
Jika digunakan
alokasi setara, W = 1/L
L = jumlah seluruh strata yang ada
- Data proporsi
Rumus besar
sampel adalah :
di mana n =
besar sampel minimum
N = besar populasi
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
Ph =
harga proporsi di strata-h
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
W h =
fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N
Jika digunakan
alokasi setara, W = 1/L
L = jumlah seluruh strata yang ada
c. Cluster random sampling
- Data
kontinyu
Pada cluster random sampling, ditentukan
jumlah cluster yang akan diambil sebagai sampel. Rumusnya adalah :
N Z21-a/2 s2
n
= ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 +
Z21-a/2 s2
di mana n
= besar sampel (jumlah cluster)
minimum
N = besar
populasi
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
s2 = harga varians di populasi
d =
kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
C = jumlah
seluruh cluster di populasi
- Data
proporsi
Rumus besar sampel
adalah :
N Z21-a/2 s2
n
= ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 +
Z21-a/2 s2
di mana n
= besar sampel (jumlah cluster)
minimum
N = besar populasi = åmi
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
C = jumlah
seluruh cluster di populasi
s2 =
å(ai – mi P)2/(C’-1) dan
P = åai /åmi
ai = banyaknya elemen yang masuk kriteria
pada cluster ke-i
mi = banyaknya elemen pada cluster
ke-i
C’ = jumlah cluster sementara
2.
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis
- Data kontinyu
Rumus besar sampel adalah :
di mana
n = besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
Z1-b = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada b tertentu
s2 = harga varians di populasi
m0-ma =
perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di
populasi
- Data
proporsi
Rumus besar sampel adalah :
di mana n
= besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
Z1-b = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada b tertentu
P0 =
proporsi di populasi
Pa =
perkiraan proporsi di populasi
Pa-P0 = perkiraan selisih proporsi yang diteliti
dengan proporsi
di populasi
Besar sampel pada DUA POPULASI
1. Estimasi
a.
Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai berikut :
di mana n =
besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
s2 = harga varians di populasi
d =
kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
b.
Data proporsi
- Cross sectional
Rumus besar sampel sebagai berikut :
di mana n
= besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
P1 =
perkiraan proporsi pada populasi 1
P2 =
perkiraan proporsi pada populasi 2
d =
kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
- Cohort
Rumus besar sampel sebagai berikut :
1-P2
|
P2
|
di mana n =
besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
P1 =
perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1
P2 =
perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 2
e = kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir
Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya
unit pengamatan, dilakukan koreksi dengan
1/(1-f), di mana f adalah
proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri atau drop out.
-
Case-control
Rumus besar sampel adalah :
di mana n
= besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
P1* =
perkiraan probabilitas paparan pada populasi 1 (outcome +)
P2* =
perkiraan probabilitas paparan pada populasi 2 (outcome -)
e = kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir
2. Uji Hipotesis
a. Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai
berikut :
di mana n =
besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
Z1-b = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada b tertentu
s2 = harga varians di populasi
m1-m2 = perkiraan selisih nilai mean di populasi 1
dengan populasi 2
b.
Data proporsi
- Cross sectional
Rumus besar sampel sebagai berikut :
di mana n
= besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
Z1-b = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada b tertentu
P1 =
perkiraan proporsi pada populasi 1
P2 =
perkiraan proporsi pada populasi 2
`P = (P1
+ P2)/2
- Cohort
di mana n =
besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
Z1-b = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada b tertentu
P1 =
perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1
P2 =
perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 2
`P = (P1
+ P2)/2
Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya
unit pengamatan, dilakukan koreksi dengan
1/(1-f), di mana f adalah
proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri atau drop out.
-
Case-control
Rumus besar sampel adalah :
di mana n
= besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai
distribusi normal baku (tabel Z) pada a tertentu
Z1-b = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada b tertentu
P1* =
perkiraan probabilitas paparan pada populasi 1 (outcome +)
P2* =
perkiraan probabilitas paparan pada populasi 2 (outcome -)
Jika besar sampel kasus dan kontrol tidak sama (unequal), dibuat modifikasi besar sampel
dengan memperhatikan rasio kontrol
terhadap kasus. Rumus di atas dikalikan dengan
faktor (r + 1) / (2 . r). Besar sampel
untuk kelompok kontrol adalah (r.n).
4.
TEKNIK
SAMPLING
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan
Nonprobability sampling (Sugiyono,2011).
-
Macam
Teknik Sampling
a. Probability Sampling
Probability sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih untuk menjadi anggota sampel.
Teknik ini antara lain sebagai berikut:
1.
Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karean
pengmbilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
pada populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
2.
Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional
3.
Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional.
4.
Cluster sampling (Area sampling)
Teknik
sampel daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu Negara, provinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduka mana yang akan dijadikaan sumber data,
maka pengambilan sampelnya didasarkan daerah populasi yang telah ditentukan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada di daerah itu sacara sampling juga.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada di daerah itu sacara sampling juga.
b. Nonprobability Sampling
Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Tekniknya antara lain sebagi berikut:
1.
Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
2.
Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk
menetukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Bila pada pengambilan sampel dilakukan secara kelompok
maka pengambilan sampel dibagi rata sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3.
Sampling Insidental
Sampling Insidental dalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4.
Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok untuk
penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melekukan
generalisasi.
5.
Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball
sampling dalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penetuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena
dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka
peneliti mencarai orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi
data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Metodologi
Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, PT.Rineka
Cipta.
Notoatmodjo. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Nursalam.
2005. Konsep dan penerapan metodologi
penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:Salemba Medika
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung : AFABETA, cv.
10 komentar:
terima kasih banyak . artikelnya sangat membantu dalam penulisan karya ilmiah saya yang berjudul Rumus Menentukan Sampel penelitian di tipepedia.com
Mau tanyak gan, penelitian saya menghunakan teknik asidental sampling, sampel minimalnya berapa ya
Asidential sampling itu sama dengan purposive sampling, pengertiannya pengambilan sampel tidak ada jumlah yg di pastikan, jika jawaban responden cenderung homogen, maka pengambilan sampel di anggap cukup dan memenuhi apa yg ingin diteliti
misi ka mau tanya , buku arikunto yg tahun 2002 itu belinya dimana ya ka? slnya cari dimana2 udh ga ada yg jual taun segitu
mohon maaf, saya mau tanya, perbedaan rumus kan dilihat dari "data kontinyu" dan "data proporsi". Bedanya data kontinyu sama data proporsi apa ya?
untuk jawabannya saya ucapkan terima kasih
hai mbak, ijin copas untuk teori simple random sampling untuk pendukung teori penelitian saya. membantu sekali.
mbak saya ijin ngambil untuk non probability sampel buat penelitian saya... membantu banget mbak :)
ini ni rumus ngitung sampel yang gua cari . makasi banyak gan . .lansung cus dah kelar punya gua.
izin tanya, rumus cluster random sampling itu sumbernya dari mana ya?
Posting Komentar